Kerja..kerja..dan kerja…, itulah prinsip untuk
bertahan hidup, siapa yang mau bekerja, dialah yang mampu bertahan hidup. Namun
sayangnya, semua orang yang pingin bekerja belum tentu mendapatkan kesempatan
itu. Banyak indikator yang menunjukkan bahwa masyarakat menginginkan pekerjaan,
tapi faktanya mereka kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan tersebut,
ini yang menimbulkan banyaknya pengangguran di
bangsa ini. Data pengangguran di Indonesia mengundang keprihatinan kita semua,
seperti dilansir dalam tribun news edisi 6 November 2013 pengangguran di
Indonesia sebesar 7,39 juta orang. Hal ini menunjukkan masih banyaknya jumlah
pengangguran di Indonesia yang diakibatkan oleh sempitnya lapangan pekerjaan.
Tidak ayal kalau-kalau lagunya musisi besar Iwan Fals tentang sarjana muda
selalu relefan dengan kondisi bangsa kita saat ini.
Memang sungguh miris kondisi bangsa kita ini, dibalik
sumber daya alam yang melimpah, ternyata belum mampu menjadikan bangsa ini
sejahtera dan masyarakatnya mempunyai pekerjaan semua. Memang untuk mengatasi
persolan tersebut perlu ditinjau dari berbagai aspek, dan yang terpenting
adalah penyebab dari munculnya pengangguran itu sendiri. Menurut penulis ada
tiga hal mendasar yang menjadikan bangsa ini minim lapangan pekerjaan dan menyebabkan
banyaknya pengangguran, yakni:
Pertama mental bangsa ini yang terbangun untuk menjadi
seorang pekerja, bukan pencipta lapangan kerja. Ini terlihat dari system
pendidikan yang berlaku di Indonesia, yang menjanjikan kepada siswanya setelah
lulus langsung dapat bekerja di sebuah perusahaan. Tidak hanya itu, system
pendidikan di Indonesia tidak mengawal peserta didiknya sampai betul-betul
dapat menciptakan pekerjaan.
Kedua paradigma yang terbangun di masyarakat adalah
bagaimana setelah lulus sekolah atau bahkan tidak usah sekolah yang penting bekerja
agar segera dapat penghasilan.
Ketiga minimnya dorongan dan fasilitas bagi generasi-generasi
yang berprestasi untuk menciptakan sebuah pekerjaan oleh pemerintah. Contoh
kecilnya saja misalnya kasus Habibie yang waktu itu menunjukkan prestasi yang
luar biasa tapi pemerintah kurang mengakomodir prestasi habibie tersebut, dan
tentunya masih banyak faktor lain yang menjadi pendorong adanya pengangguran di
Indonesia.
Terlepas dari apa saja yang menyebabkan munculnya
pengangguran dari tahun ke tahun, menurut penulis yang terpenting juga untuk
diatasi adalah membangun pola pikir dan mental masyarakat yang sudah menstigma
di kehidupan secara luas. Masyarakat kini tidak perlu lagi dijanjikan dengan
sekolah-sekolah yang menawarkan setelah lulus dapat bekerja, melainkan setelah
lulus harus dapat menciptakan pekerjaan. Tidak hanya itu, sebenarnya masyarakat
perlu dipahamkan juga bahwa pekerjaan yang nyaman dan paling afdhol adalah
hasil karya sendiri. Nabi Muhammad SAW bersabda “Mata pencaharian paling afdhol
adalah berjualan dengan penuh kebajikan dan dari hasil keterampilan tangan”. (HR.
Al-Bazzar dan Ahmad). Hadis tersebut menunjukkan
bahwa kita manusia hendaknya tidak perlu mengejar-ngejar pekerjaan, melainkan
menciptakan pekerjaan, dan tentunya di tahun 2014 ini juga menjadi peluang
tersendiri untuk mencari rezeki tidak harus mencari-cari pekerjaan, misalnya
saja di tengah berkembangnya dunia internet dan telekomunikasi saat ini, siapa
pun bisa mendapatkan penghasilan tambahan di internet dengan berbagai model,
misalnya bisnis PTC, menjadi reseler, menawarkan hasil produk sendiri dsb, yang
pada intinya masyarakat saat ini dimudahkan untuk berkreasi dalam kesempatan
dan peluang yang ada.
0 komentar:
Posting Komentar